PENGOLAHAN HASIL PANEN KELAPA SAWIT
PENGOLAHAN HASIL PANEN KELAPA SAWIT
Hasil panen dari kebun
merupakan tandan buah segar (TBS) yang harus segera diangkut ke pabrik
pengolahan untuk mendapatkan hasil minyak kelapa sawit yang bermutu tinggi.
Proses pengolahan hasil panen ini berlangsung cukup panjang, dimulai dari
pengangkutan TBS dari lahan pertanaman ke pabrik pengolahan sampai menghasilkan
minyak kelapa sawit dan hasil sampingannya.
Hasil olahan utama TBS
pada pabrik pengolahan adalah :
§ Minyak
sawit yang merupakan hasil pengolahan daging buah.
§ Minyak
inti sawit yang dihasilkan dari ekstraksi inti sawit.
A. Pengangkutan TBS ke Pabrik Pengolahan
Tandan buah segar (TBS)
yang baru dipanen harus segera diangkut ke pabrik dapat segera diolah. Buah
yang tidak dapat segera diolah akan mengalami kerusakan atau akan menghasilkan
minyak dengan kadar asam lemak bebas tinggi, sehingga sangat berpengaruh tidak
baik terhadap kualitas minyak yang dihasilkan.
Salah satu upaya untuk
menghindari terbentuknya asam lemak bebas adalah pengangkutan buah dari kebun
ke pabrik harus dilakukan secepatnya dan menggunakan alat angkut yang baik,
seperti lori, traktor gandengan, atau truk. Sebaiknya dipilih alat angkut yang
besar, cepat, dan tidak terlalu banyak membuat guncangan selama dalam
perjalanan. Hal ini untuk menjaga agar perlukaan pada buah tidak terlalu
banyak.
TBS yang sudah diterima
dari kebun dan sudah ditimbang harus secepat mungkin masuk pengolahan tahap
pertama agar gradasi mutu dapat ditekan sekecil mungkin, yaitu tahap perebusan
atau sterilisasi tanda buah. Hasil terpenting dari tanaman kelapa sawit adalah
minyak sawit yang dari ekstraksi daging buah (pericarp). Hasil lain yang tidak
kalah penting adalah minyak inti sawit atau kernel yang juga diperoleh dengan
cara ekstraksi.
Pertama tandan buah
diletakkan di piringan Buah yang lepas di satukan dan dipisahkan dari tandan.
Kemudian tandan buah dibawa ke Tempat Pengumpulan Hasil (TPH) dengan truk tanpa
ditunda. Di TPH tandan diatur berbaris 5 atau 10. Buah kelapa sawit harus
segera diangkut ke pabrik untuk segera diolah. Penyimpanan menyebabkan kadar
asam lemak bebas tinggi. Pengolahan dilakukan paling lambat 8 jam setelah
panen.
Di pabrik buah akan direbus, dimasukkan
ke mesin pelpas buah, dilumatkan didalam digester, dipres dengan mesin untuk
mengeluarkan minyak dan dimurnikan. Sisa pengepresan berupa ampas dikeringkan
untuk memisahkan biji dan sabut. Biji dikeringkan dan dipecahkan agar inti
(kernel) terpisah dari cangkangnya.
B. Tahapan Pengolahan Buah Kelapa Sawit
Tahapan dari pengolahan
buah kelapa sawit adalah sebagai berikut :
1. Perebusan (Sterilisasi) TBS
TBS
yang masuk kedalam pabrik selanjutnya direbus di
dalam sterilizaer. Buah direbus dengan tekanan 2,5-3 atm dan suhu 130°C selama 50-60 menit.
Tujuan perebusan TBS adalah :
§ Menonaktifkan
enzim lipase yang dapat menstimulir pembekuan freefatty acid.
§ Membekukan
protein globulin sehingga minyak mudah dipisahkan dari air.
§ Mempermudah
perontokan buah.
§ Melunakkan
buah sehuingga mudah diekstraksi.
2. Perontokan Buah
Dalam
tahap ini buah selanjutnya dipisahkan dengan menggunakan mesintresher. Tandan
kosong disalurkan ke temapat pembakaran atau digunakan sebagai bahan
pupuk organic. Sedangkan buah yang telah dirontokkan selanjutnya dibawa kemesin
pelumatan. Selama proses perontokan buah, minyakl dan kernel yang terbuang
sekitar 0,03%.
3. Pelumatan Buah
Proses
pelumatan buah adalah dengan memotong dan mencacah buah di dalamsteam
jacket yang dilengkapi dengan pisau berputar. Suhu didalam steam jacket
sekitar 85-90°C.Tujuan
dari pelumatan buah adalah :
§ Menurunkan
kekentalan minyak.
§ Membebaskan
sel-sel yang mengandung minyak dari serat buah.
§ Menghancurkan
dinding sel buah sampai terbentuk pulp.
4. Pengempaan (Ekstraksi Minyak Sawit).
Proses
pengempaanb bertujuan untuk membantu mengeluarkan minyak dan melarutkan
sisa-sisa minyak yang terdapat didalam ampas. Proses pengempaan dilakukan
dengan melakukan penekanan dan pemerasan pulp yang dicampur dengan air yang
bersuhu 95oC. Selain itu proses ekstraksi minyak kelapa sawit dapat
dilakukan dengan cara sentrifugasi, bahan pelarut dan tekanan hidrolis.
5. Pemurnian (Klarifikasi Minyak)
Minyak
kelapa sawit yang dihasilkan dari mesin ekstraksi minyak sawit umumnya masih
mengandung kotoran berupa tempurung, serabut dan air ekitar 40-45% air. Untuk
itu perlu dilakukan pemurnian minyak kelapa sawit. Presentase minyak sawit yang
dihasilkan dalam oproses pemurnian sekitar 21%. Proses pemurnian minyak kelap
sawit terdiri dari beberapa tahapan yaitu :
·
Pemurnian
minyak di dalam tangki pemisah (clarification tank)
Prinsip dari
proses pemurnian minyak di dalam tangki pemisah adalah melakukan pemisahan
bahan berdasarkan berat jenis bahan sehingga campuran minyak kasar dapat
terpisah dari air.
·
Sentrifugasi
minyak
Dalam tahap ini
minyak dimurnikan dari berbagai macam kotoran yang lebih halus lagi. Hasil
akhir dari proses sentrifugasi ini adalah minyak dengan kadar kotoran kurang
dari0,01%.
·
Pengeringan
hampa
Dalam tahap ini
kadar air diturunkan sampai 0,1%. Proses penngeringan hampa dilakukan dalam
kondisi suhu 95°C
dan tekanan -75 cmHg.
·
Pemurnian
minyak dengan tangki lumpur
Proses pemurnian
didalam tangki lumpur bertujuan untuk memisahkan minyak dari lumpur.
·
Strainer
Dalam tahap ini
minyak dimurnikan dari sampah halus.
·
Precleaner
Proses precleaner bertujuan
untuk memisahkan pasir pasir harus dari sludge.
·
Sentrifugasi
lumpur
Dalam tahap ini
minyak dimurnikan kembali dari air dan kotoran. Prinsip yang digunakan adalah
dengan memisahkan bahan berdasarkan berat jenis masing-masing bahan.
·
Setrifugasi
pemurnian minyak
Tahap ini hampir
sama dengan sentrifugasi lumpur, hanya putaran sentrifugasi lebih cepat.
·
Pengeringan
minyak
Dalam proses
pengeringan minyak, kadar air yang terkandung di dalam minyak diturunkan.
Proses ini berlangsung dalkam teklanan -75 cmhHg dan suhu 95°C.
6. Pemisahan Biji dengan Serabut
(Depeicarping)
Ampas
buah yang masih mengandung serabut dan biji diaduk dan dipananskan sampai
keduanya terpisah. Selanjutnya dilakukan pemisahan
secara pneumatic.Serabut selanjutnya di bawa ke boiler, sedangkan
biji disalurkan ke dalam nit cleaning atau polishing drum .
Tujuannya agar biji bersih dan seragam.
7. Pengeringan dan Pemisahan Inti Sawit
Setelah
dipisahkan dari serabut, selanjutya biji dikeringkan dalam silo dengan suhu 56°C selama 12-16 jam.
Kadar air biji diturunkan sampai 16%. Proses pengeringan menyebabkan inti sawit
menyusut sehingga mudah untuk dipisahkan. Untuk memisahkan inti sawit dari
tempurungnya digunakan alat hydrocyclone separator. Setelah terpisah dari
tempurungnya inti sawit selanjutnya dicuci sampai bersih. Proses selanjutnya inti
dikeringkan sehingga kadar airnya tinggal 7,5%. Proses pengeringan dilakukan
dalam suhu di atas 90°C.
8. Standar Produksi
Standar
produksi ini meliputi : klasifikasi dan standar mutu, cara pengujian, pengambilan
sampel, dan cara pengemasan.
·
Standar
mutu
Standar mutu kelapa sawit di Indonesia tercantum di
dalam Standar Produksi SP N10 1975.
·
Klasifikasi
Inti sawit digolongkan dalam satu jenis mutu dengan
nama “Sumatra Palm Kernel”. Adapun syarat mutu inti kelapa sawit adalah sebagai
berikut :
§ Kadar
minyak minimum (%) : 48; cara pengujian SP-SMP-13-1975.
§ Kadar
air maksimum(%): 8,5 ; cara pengujian SP-SMP-7-1975.
§ Kontaminasi
maksimum(%): 4,0 ; cara pengujian SP-SMP-31-1975.
§ Kadar
inti pecah maksimum(%): 15 ; cara pengujian SP-SMP-31-1975.
Produksi minyak kelapa sawit
sebagai bahan pangan memilki dua aspek kualitas. Aspek pertama berhubungan
dengan kadar dan kualitas asam lemak, kelembaban dan kadar kotoran. Aspek kedua
berhubungan dengan rasa, aroma dan kejernihan serta kemurnian produk.
Kelapa sawit dengan mutu prima
(SQ, Special Qualiti) seperti yang dihasilkan Malaiyia mengandung
asam lemak (FFA:Free Fatty Acid) tidak lebih dari 2% pada saat pengapalan,
kualitas standard minyak kelapa sawit mengandung tidak lebih 5% FFA.
Setelah pengolahan, kelapa sawit
bermutu akan menghasilkan rendeman minyak 22,1-22,2%(tertinggi) dan kadar asam
lemak bebas 1,2-1,7% (terendah).
·
Pengambilan
contoh
Contoh
diambil secara acak sebanyak akar pangkat dua dari jumlah karung dengan maksimum
30 karung tiap partai barang, kemudian tiap karung diambil contoh maksimum 1
Kg. contoh-contoh tersebut diaduk/dicampur dan dari campuran tersebut di ambil
1 kg untuk dianalisa.
Petugas pengambil
contoh harus memenuhi syarat yaitu orang yang telah berpengalaman dan dilatih
terlabih dahulu dan mempunyai ikatan dengan suatu badan hukum.
·
Pengemasan
§ Cara
pengemasan : inti kelapa sawit dikemas dalam karung goni kuat, bersih, kering
dan kuat dengan berat bersih 50-80kg dan dijahit menyilang pada ujung karungnya
atau dikapal kan secara “bulk”.
§ Pemberian
merek: nama barang jenis mutu, identitas penjual, produce of
Indonesia, berat bersih, nomor karung, identitas pembeli,
pelabuhan/negara tujuan.
DAFTAR
PUSTAKA
https://habibiezone.wordpress.com/2010/04/10/pasca-panen-dan-standar-produksi-kelapa-sawit/
(Diakses pada 29 April 2017)
http://amiinyh.blogspot.co.id/2016/03/makalah-pasca-panen-kelapa-sawit.html
(Diakses pada 29 April 2017)
http://klpswt.blogspot.co.id/2016/03/penanganan-pasca-panen-kelapa-sawit.html
(Diakses pada 29 April 2017)
Komentar
Posting Komentar